Kaget, Masih Ada Sisa Akar Gigi Yang Harus Dicabut!
Akhir - akhir ini saya sedang kefikiran sesuatu yang cukup mengganggu. Mau nulis rasanya beku, pekerjaan domestik rumah tangga kok kurang fokus. Oke, saya sedang kefikiran sisa akar gigi bekas pencabutan dulu. Sisa akar gigi, iya akar gigi! Jadi, beberapa hari terakhir saya sedang mondar mandir ke dokter gigi untuk melakukan tambal gigi. Sebagai pasien yang memanfaatkan BPJS , saya memang harus mengikuti prosedur rujukan dari puskesmas Maja ke RSUD Majalengka karena saat pandemi pelayanan di faskes tingkat I memang dibatasi.
Konsultasi Dengan Dokter Gigi RSUD Majalengka
Yups, sesuai rujukan dari faskes I saya berniat untuk melakukan tambal gigi di RSUD Majalengka. Kenapa sih ditambal, emang sering sakit gigi? Mungkin itu pertanyaan yang sering terlontar ketika mendengar orang akan dicabut atau ditambal giginya. Saya menjawab dengan tegas, NO! Entah kenapa saya hampir nggak pernah sakit gigi yang sampe gimana gitu. Tapi, kalau merasakan ngilu - ngilu sedikit sih iya dan saya sering mengabaikan hal tersebut. Justru mumpung belum sakit, gigi yang bolong meski baru sedikit harus segera ditambal. Jika sudah bolong besar, sakit, perawatannya akan lebih lama dan berkali - kali. Begitulah kurang lebih yang disampaikan oleh dokter gigi puskesmas Maja.
" Yang sakit sebelah mana? "
Hal itu pula yang pertama kali ditanyakan oleh dokter gigi RSUD Majalengka. Saya dengan enteng menjawab nggak ada! Hahaha. Saya fikir dokter akan gercep melakukan penambalan pada gigi saya karena saya sudah menyiapkan mental jauh - jauh hari. Hihihi… Ternyata, dokter nggak langsung melakukan tambalan di gigi saya yang berlubang malah menyuruh saya untuk melakukan foto gigi.
Hah? Foto gigi? Mungkin maksudnya rontgen, fikir saya pada saat itu. Tanpa fikir panjang saya langsung bergegas menuju ruang rontgen yang berada lumayan jauh dari gedung tempat saya melakukan konsultasi dengan dokter gigi. Sesampainya disana saya langsung menyimpan berkas yang dibawa dari poli gigi dan menyimpannya. Selang beberapa menit petugas memanggil nama saya kemudian menyuruh saya menunggu di lorong yang ada tulisan RUANG PANORAMIC.
Pertama Kali Memasuki Ruang Panoramic
Ruang panoramic, nama yang sangat asing bagi kedua telinga saya. Selain namanya asing, tempatnya juga asing dan sepi karena letaknya agak terpisah dari rontgen lainnya meski berdiri dalam satu bangunan. Anyway, buat kalian yang belum tahu apa itu PANORAMIC. Saya mengambil referensi dari halodoc, panoramic adalah rontgen yang dilakukan untuk penunjang pemeriksaan di kedokteran gigi yang bisa memberikan gambaran jelas mengenai gigi dan jaringan lunak yang ada di sekitarnya.
Di ruang panoramic nggak terlalu banyak orang ketika saya akan melakukan rontgen gigi. Ruangannya meski kecil tapi super clean dan nyaman kok, operatornya juga baik dan ramah. Ketika akan melakukan rontgen, saya diharuskan membuka jilbab dan perhiasan. Oh ya, buat kalian yang nggak mau buka jilbab di depan lawan jenis, ada baiknya mencari informasi dulu tempat mana yang bisa melakukan rontgen panoramic dengan operator perempuan. Sebenarnya saya pun kurang nyaman tapi karena ini berkaitan dengan kepentingan medis dan dadakan, nggak apa - apa deh ya.
Setelah semuanya siap, saya langsung mendekatkan wajah saya ke alat yang digunakan untuk melakukan rontgen panoramic. Gigi saya menggigit bagian dari alat tersebut yang ditutup dengan plastik bungkus obat baru sehingga posisi mulut saya “nyengir” terbuka. Kemudian alat berputar putar seperti sedang mencari angle terbaik untuk foto gigi saya. Duh, deg degan deh maaf ya norak! Hahaha. Nggak perlu menunggu lama proses foto pun selesai dan hasilnya bisa diambil saat itu juga untuk dibawa ke poli gigi.
Kembali Ke Poli Gigi Membawa Hasil Rontgen Panoramic
Alhamdulillah hasil rontgen panoramic bisa diambil saat itu juga jadi saya bisa segera kembali ke poli gigi dan secepatnya melakukan tambal gigi sesuai rencana, fikir saya pada saat itu. Sesampainya disana betapa kagetnya saya ketika dokter gigi bilang bahwa hasil rontgen menunjukkan ada akar gigi yang tersisa bekas pencabutan dulu dan harus dicabut karena akan menimbulkan masalah pada gigi.
What? Bagai mimpi di siang bolong! Dokternya sampai nanya, emang nggak pernah sakit kepala atau keluhan lainnya gitu? Sebagai manusia normal, sakit kepala tentu saja ada. Tapi, saya beranggapan sakit kepala itu karena kurang tidur atau kecapean.Ya, meskipun belum pasti penyebab sakit kepala yang terkadang saya alami adalah karena sisa akar gigi yang tertinggal.
“Apa harus dicabut, Dok?”
Pertanyaan itu yang refleks terlontar dari mulut saya. Saya agak horor membayangkan gusi saya “dibelek” ( mungkin ) untuk mengambil sisa akar gigi yang tertinggal tersebut. Jadi, kalau masih aman dengan kondisi tertinggal di gusi ya sudah saya nggak akan melakukan pencabutan.
“ Ya terserah sih, sekarang mungkin nggak sakit tapi suatu saat pasti akan menimbulkan rasa sakit. Apalagi posisinya sekarang tertutup gigi palsu. ”
Saya masih mengumpulkan mental untuk melakukan pencabutan sisa akar gigi yang tertinggal itu. Kalau sudah siap, dokter akan meresepkan obat yang harus dikonsumsi selama 3 hari sebelum tindakkan pencabutan. Tapi karena saya menolak, dokter akhirnya tidak meresepkan obat tersebut. Oh ya, hari itu dihabiskan dengan rontgen gigi dan konsultasi saja, jadi untuk proses tambal gigi dilanjutkan minggu depan. Oh ya tentang pencabutan gigi dan gigi palsu, Insyaallah akan saya bahas di postingan lain ya.
Kesimpulan
Dari pengalaman sisa akar gigi tertinggal ini, saya jadi makin sadar bahwa periksa rutin ke dokter gigi itu penting! Sakit nggak sakit, wajib deh periksa. Oh ya, mengenai rontgen gigi saya memang baru pertama kali melakukannya. Saya kurang tahu apakah kita bisa inisiatif melakukan rontgen gigi tanpa ada rujukan medis? Misal setelah melakukan pencabutan, mengingat beberapa kali periksa gigi di puskesmas dan tempat praktek dokter gigi, saya nggak disuruh melakukan rontgen gigi.
Sekian dulu ya cerita horor tentang gigi versi saya, hihi…. Cerita tentang gigi ini masih berlanjut dan Insyaallah akan selalu saya tulis di blog. Jangan lupa mampir lagi, ya!
Referensi
Pengalaman pribadi
https://www.halodoc.com/kesehatan/panoramic
Ishh, mba Susiii
ReplyDeletebaca ini diriku ikut ngilu jugaaa
Secara, gigiku juga udah ada yg lubang/patah/bermasalah,
tapi aku kok masih takut ke DokGi :(
Bismillah, semoga beraniiiiii!
Aduh, kalo sudah ngomong gigi meski cuma tambal aja udah horor buatku haha. Jadi bagaimana itu kelanjutannya mbak?
ReplyDeleteAku dan anak2ku ke 2 dokter gigi yg berbeda, tidak difoto. Nah, pas sebelum pandemi anakku ke dokter gigi yg berbeda lagi, disuruh foto sebelum tambal. Dari situ keliatan gigi bungsunya tumbuhnya gak betul, sekarang jadi maju mundur, pingin operasi ambil gigi bungsu tapi ya takuuut. Apalagi masih pandemi sekarang huhu.
Saya sudah tiga kali foto panoramic. Semuanya berhubungan dengan gigi bungsu yang bermasalah, yakni gede besar tapi tidak bisa tumbuh karena ruang gusi yang sempit.
ReplyDeleteSekarang ini ada gigi yg telanjur berlubang besar. Pengen ke dokter gigi. tapi masih maju mundur karena pandemi
waaah ada sisa akar yaa.. aku di NYC setiap tahun rontgen gigi mba, karena masuk medical record juga dan tau perkembangan gigi kita
ReplyDeleteCerita tentang pengalaman ke dokter gigi suka bikin ngilu. Dari dulu memang suka berasa deg-degan kalau mau periksa gigi hehehe
ReplyDeleteya ampun kebayang sih gimana rasanya, aku baru aja mendingan dari sakit gigi karena gigi geraham terakhir yang paling ujung baru tumbuh dan gusinya itu bengkak, ampun sakitttt banget rasanya
ReplyDeleteBerarti kalo habis cabut gigi sebaiknya di rotgen ya mbk, siapa tau masih ada ajar yang tersisa. Aku belum pernah cabut gigi ke dokter. Pernah na al sekali.. Rasanya, duh nggak nyaman banget hehe...
ReplyDeleteSehat selalu ya mbkkk
Duh ternyata efeknya bahaya juga kalau masih ada akar giginya ya bisa sakit kepala dan efek lainnya.. Semoga cepat pulih ya...
ReplyDeleteJadi ingat pengalaman bedah mulut akibat infeksi gusi akut beberapa tahun lalu.
ReplyDeleteAku juga sudah berbagi pengalaman itu di blog,dan menjadi salah satu postingan organik favorit sepanjang waktu.
Setuju banget!
Persoalan gigi ini memang kudu diseriusi, khilaf dikit, bisa fatal!
Semoga dengan postingan ini, kita bisa berbagi edukasi, Mak Susi!
Mba bacanya ikut nyesss. Krn udh hampir setahun gigi seri aku ditambal krn kecelakaan. Jd ikutan ngilu ngebayangin akarnya msh ad tp udah ditutup gigi palsu. Heu. Jd mmg sangat penting ya proses rontgen ini.
ReplyDeleteWah, aku juga baru tahu alat rontgen gigi namanya panoramic. Masalah gigi ini memang kompleks ya, karena ada hubungannya dengan syaraf. Aku juga khawatir nih ada gigiku yang berlubang. Harus makin rajin membersihkan gigi dan periksa ke dokter gigi nih..
ReplyDeleteWalah untung ketahuan ya... Supaya tenang enaknya dicabut aja ya akar gigi yang ketinggalannya, tapi deg-degan juga sih heuheu...
ReplyDeleteSerem ya ngebayangin akar Gigi masih tertinggal.. akupun Ada Gigi bolong nih mba.. masih rada worry mau d cabut apa ditambal..
ReplyDeleteKesehatan gigi memang Penting banget
aku nih pernah cabut gigi dan ada akarnya yang sulit, sampai 2x balik karena waktu itu gak bisa dicabut hari itu. Emang gak berasa sih, aku pun ditanyakan hal yang sama mbak, pasti jawabnya enggak.
ReplyDeleteSelalu ngilu kalau ada yang ngobrolin tentang permasalahan gigi
ReplyDeletetahun 2014 saya melakukan perawatan gigi, pencabutan akar gigi, masuk ke rongsent panoramik dan memasang gigi palsu, udah giitu dua tahun terakhir sering sekali sakit gigi
Puncaknya saat saya dirawat karena covid, muncul juga sakit gigi, ya Allah, semoga selalu hati-hati supaya akar gigi yang telah dicabut dan gigi palsuku selalu baik baik saja
Semoga dikuatkan untuk menuntaskan permasalahannya, Ya Mbak
Eh beneran sisa akar gigi harus dicabut? maka itu penting dirontgen ya. tapi kalau ngak dicabut memangnya pasti bakal sakit. duh semoga aku nggak ada akar gigi. secara ada gigi yang sudah ditutupi gigi palsu, tapi belum rontgen ke dalamnya.
ReplyDeleteIni kayak suamiku, Mba.. dia harus dioerasi karena akar gigi yang tertinggal mauk ke tulang rahang. Mana saya lagi hamil anak pertaman waktu itu. Ngeri-ngeri sedep waktu itu nungguin dia operasi.
ReplyDeleteduh..
ReplyDeleteaku ngeri bacanya mbak
jujur aku tuh paling takut klo pergi ke dokter gigi, apalagi pas pandemi gini
duh ngilu banget itu
ReplyDeleteaku pernah mbak pas keluar dari gusi itu ya ampun sakitnya
akhirnya dibedah dikit buat ngeluarin
kayaknya setiap abis cabut gigi kudu kontrol panoramic liat ada sisa nggak
Aku doonk...pernah merasakan berbagai macam perawatan gigi..
ReplyDeleteHuhuu...kok bangga, hehehe..
Dan di foto gitu, juga pernah. Karena mau cabut gigi yang paling belakang.
Mantap rasanya, hehehe...
Aku sudah cabut gigi disaat pandemi ini dan alhamdulillah lebih nyaman setelah gigi dicabut
ReplyDeleteSehat selalu ya mbak, kalau pengalaman ibu saya dulu sisa akar gigi dicabut eh terus masih mengganggu dicek lagi kena sinusnya. Akhirnya operasi sinus
ReplyDeleteHuhuhu aku pernah lo kak
ReplyDeleteBahkan aku sampe dibius berkali kali karena saking sakitnya
Kalau tidak salah ingat sampai 4 botol bius baru bisa dicabut gigiku
Ngiluuuu bacanya :))
ReplyDeletesehat2 ya mbak, sakit gigi tuh beneran lebih sakit drpd sakit hati