Panduan Makan Gizi Seimbang, Bantu Mengurangi Jumlah Sampah Selama Ramadhan
Berbukalah dengan yang manis!
Mulai dari es campur, martabak, puding dan lain – lain tersaji di meja makan. Namun, makanan – makanan tersebut hanya dicicipi sedikit karena keburu kenyang. Mau diberikan ke orang lain pun rasanya kurang etis karena sudah jadi makanan “bekas”. Akhirnya, makanan – makanan tersebut berakhir di tempat sampah.
Ramadhan Jangan Berlebih – lebihan !
Tagline berbuka dengan yang manis memang membentuk habit masyarakat ketika menyiapkan menu untuk berbuka. Padahal, tagline tersebut bukanlah anjuran berbuka puasa ala Rasulullah. Rasulullah menganjurkan berbuka dengan kurma. Kurma memiliki serat dan gula alami yang membantu menyeimbangkan gula darah setelah seharian berpuasa. Ulama Al Qadhi Ar Ruyani menyampaikan, jika tidak ada kurma boleh diganti dengan halawah (manis – manis).
Indonesia merupakan negara pembuang makanan terbesar kedua di dunia. Peningkatan pola konsumsi masyarakat selama ramadhan mengakibatkan jumlah produksi sampah meningkat sekitar 4%. Sampah tersebut didominasi oleh sampah makanan dan kemasan. Jangan beranggapan bahwa sampah makanan itu lebih cepat membusuk sehingga tidak akan menimbulkan masalah. Sampah sisa makanan terutama yang terbungkus oleh bahan anorganik dan menumpuk di tempat sampah berpotensi menghasilkan gas metana, gas tersebut bisa meledak jika terkena panas. Masih ingat dengan tragedi ledakan sampah di TPA Leuwigajah? Selaras dengan hal tersebut, dalam islam pun kita dianjurkan untuk tidak berlebih – lebihan terutama dalam mengonsumsi makanan.
Panduan Makan Gizi Seimbang, Bantu Mengurangi Jumlah Sampah Dari Rumah
Sobat, pernah mendengar istilah “Isi Piringku”? Isi Piringku merupakan panduan makan gizi seimbang yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan RI. Isi Piringku perlu diterapkan ketika sahur dan berbuka agar tetap fit menjalankan ibadah puasa. Untuk kalian yang punya riwayat penyakit tertentu, anak dibawah 2 tahun, ibu hamil dan atlit bisa berkonsultasi dengan dokter terkait panduan makan gizi seimbang.
Gambar diatas menunjukkan menu buka puasa saya dengan panduan isi piringku versi low budget yang terdiri dari nasi putih, pepes tahu, sayur bayam dan buah nanas. Untuk membangkitkan selera tak lupa saya tambahkan sambal. Sementara kurma saya pakai sebagai takjil, cukup satu sampai tiga butir saja. Kalau tidak ada kurma, biasanya saya mengganti dengan makanan atau minuman manis. dr.Fiastuti yang dikutip dari detik.com pun mengungkap bahwa sebaiknya berbuka puasa dengan makanan manis dan ringan terlebih dahulu. Bagi sebagian orang, langsung makan berat setelah berpuasa bisa menyebabkan masalah pada pencernaan seperti sembelit dan mual. Namun, jangan sampai kebanyakan makan manis sampai lupa dengan makanan pokok yang punya nilai gizi tinggi dan dibutuhkan oleh tubuh.
Saat akan menerapkan pola makan ala isi piringku, idealnya kita memasak makanan sendiri diawali dengan melakukan food preparation agar proses memasak lebih cepat dan mudah. Ternyata, pengurangan sampah bisa dimulai dari sini. Saat melakukan food preparation, saya sudah punya meal plan untuk beberapa hari. Ketika belanja bahan – bahan pun disesuaikan dengan meal plan yang sudah saya buat. Jadi, minim sekali bahan – bahan yang berakhir di tempat sampah karena alasan bingung mau masak apa. Tidak sempat masak dan beli makanan saja? It’s ok, yang penting memenuhi semua komponen ala isi piringku. Namun, apakah cara pengolahan dan seasoning yang digunakan sudah sesuai dengan aturan Kemenkes? Saya pribadi belum sepenuhnya patuh dengan anjuran Kemenkes, tetapi saya berusaha mengurangi penggunaan minyak, gula dan garam. Lebih baik sedikit - sedikit mengurangi daripada tidak sama sekali, kan?
Hubungannya dengan sampah? Saya jadi jarang membuang sampah bekas kemasan minyak, gula dan garam karena penggunaannya memang hanya sedikit. Sebelumnya saya bisa menghasilkan sampah bekas botol minyak goreng sebanyak 2 – 3 botol dalam sebulan. Sekarang, hanya satu botol dalam waktu 2 bulan atau lebih. Bahkan untuk botol bekas minuman, hampir tidak ada karena saya memang sudah mengurangi minuman manis dalam kemasan. Kalaupun ingin teh atau kopi, saya biasa minum teh atau kopi tanpa gula dan sisa ampasnya masih bisa masuk komposter. Ketika akan bepergian diluar bulan ramadhan, saya dan keluarga sudah terbiasa membawa air minum sendiri. Jangan lupa, sesuai panduan isi piringku kita harus minum air putih 8 gelas sehari.
Di dapur, saya lebih banyak berkawan dengan bahan – bahan yang berpotensi menghasilkan sampah organik seperti sayur dan buah – buahan. Sampah organik tersebut saya masukkan ke komposter ember sederhana untuk kemudian dipanen menjadi pupuk organik cair, kecuali makanan yang banyak mengandung minyak dan tulang hewan seperti tulang ayam karena akan memicu bau. Tulang ayam biasanya langsung saya taburkan diatas tanah karena bisa membantu tanah menjadi gembur. Tulang hewan lainnya pun bisa digunakan, namun tulang ayam memiliki tekstur lebih mudah kering dan hancur. Untuk jenis komposter dan teknik pengomposan, sesuaikan dengan alat dan bahan yang tersedia dirumah.
Masih Ada Sampah Tersisa? Waste4Change Solusinya!
Meski sudah mengurangi jumlah sampah dari rumah dengan menerapkan panduan makan gizi seimbang dan memanfaatkan kembali barang bekas, tetapi masih ada sampah yang menumpuk diantaranya sampah kemasan sabun, kopi dan makanan lainnya. Kebetulan orangtua saya punya warung nasi dan kopi. Jadi, cukup banyak sampah kemasan yang dihasilkan. Saya cukup kebingungan mengelola sampah – sampah tersebut.
Saya berusaha mencari informasi mengenai Waste Management Indonesia dan menemukan Waste4Change. Waste4change merupakan perusahaan pengelolaan sampah yang membantu mengatasi permasalahan sampah skala rumah tangga hingga perusahaan. Sebenarnya, saya tertarik dengan layanan Personal Waste Management. Cukup duduk manis dirumah dan tim Waste4Change akan menjemput sampah dari rumah kita. Namun, untuk sementara layanan tersebut tidak menerima klien baru. Sementara di Majalengka memang belum tersedia semua layanan Waste4Change. Maka, saya memilih mengikuti program SEND YOUR WASTE.
Kesimpulan
Berbicara mengenai permasalahan sampah memang sangat kompleks dan luas, tetapi sebagai individu kita mampu melakukan hal sederhana dalam mengurangi jumlah sampah dari rumah salah satunya dengan menerapkan panduan makan gizi seimbang ala isi piringku. Ramadhan adalah saat yang tepat untuk menerapkan kebiasaan baik tersebut. Namun, lebih baik lagi jika kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari meski ramadhan telah berlalu karena jauh lebih sehat, hemat dan minim sampah tentunya. Yuk, jadikan isi piring kita penuh tanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungan!
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis Blog Waste4Change Sebarkan Semangat Bijak Kelola Sampah 2021
Nama penulis: Susi Susilawati
Referensi
https://waste4change.com/
instagram @waste4change
https://www.youtube.com/watch?v=HRbckRINE7Y
https://www.republika.co.id/berita/q9bauz414/makanan-yang-direkomendasikan-untuk-sahur-dan-berbuka
https://health.kompas.com/read/2021/04/13/160400768/manfaat-kurma-untuk-makanan-berbuka-puasa?page=all
https://food.detik.com/info-kuliner/d-5531904/anjuran-berbukalah-dengan-yang-manis-bukan-berasal-dari-sunnah-nabi-muhammad-saw
https://sajiansedap.grid.id/read/102295805/jangan-dibuang-coba-taburkan-sisa-tulang-ayam-di-atas-tanah-jangan-kaget-lihat-efek-luar-biasa-yang-akan-terjadi?page=all
https://www.republika.co.id/berita/qc0zud320/alasan-mengapa-umat-islam-dianjurkan-kurangi-makanminum
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5021304/jangan-langsung-makan-berat-usai-buka-puasa-ini-waktu-idealnya
https://rsgmsoelastri.ums.ac.id/isi-piringku/
Perasaan memang pas Ramadan gini malah sampah makin banyak. Apalagi kalau beli takjil di luar, duh.. Kudu berbenah nih biar sampah nggak makin numpuk juga, apalagi tukang sampah ambilnya seminggu cuma 2x
ReplyDeletebetul, mbak. Suka kalap jajan ya hehehe
DeleteWah, bener juga nih mba.
ReplyDeleteKita bisa banget berkontribusi mengurangi jumlah sampah dgn cara seperti ini ya.
Btw, aku saluttt banget dengan Waste4change, luar biasa nih kiprah perusahaan pengelolaan sampah yang membantu mengatasi permasalahan skala rumah tangga hingga perusahaan
betul, mbak. Berkontribusi dengan cara sederhana :)
DeleteRamadhan ini sebenarnya bisa jadi momen untuk masak dan makan secukupnya ya mbak. Eh malah banyak yang kebalikannya, menjelang berbuka lapar mata, jadilah segala manakan dan minuman di beli/disiapkan. Setelah bedug maghrib, minum beberapa teguk air aja rasanya kok udah kenyang
ReplyDeleteiya mbak, keburu kenyang dan ngantuk hahaha
Deletesetuju dengan meal preparation jadi ga buang-buang makanan yang akhirnya nambah-nambahin smapah ya mba :) aku sejak dulu gitu
ReplyDeletelebih hemat juga ya mbak :)
DeleteAku jg suka banyak masak nih mba. Eh tau2 perut nggak cukup menampungnya 😅 tapi ujungnya buat sahur. Alhamdulillah diangetin lagi.. ramadhan nggak boleh berlebihan ya.. makasih remindernya mba
ReplyDeleteSama - sama mbak :)
Deletedari bulan Ramadan sebenarnya kita belajar untuk "cukup" akan segala hal, menjalani yang baik aja, gak berlebih-lebihan ya, terutama dalam hal makanan
ReplyDeletesetuju, mbak :)
DeleteMbak apa yang dilakukan terkait sampah sudah menginspirasi , beberapa belum saya lakukan bisa nih diadopsi. Meski tidak besar paling tidak sebagai individu kita mampu melakukan hal sederhana dalam mengurangi jumlah sampah dari rumah sebagai bentuk tanggung jawab kita terhadap lingkungan.
ReplyDeletehehe alhamdulillah kalau bisa menginspirasi, mbak :)
DeleteAku belum telaten soal urusan sampah ini, tapi sebisa mungkin mengurangi. Ramadan sekarang juga biasa, gak over buat masak ini itu. Udah masak pas buka aja terasa kenyang
ReplyDeletewah..aku mau cek ini ah. Tertarik dengan send your waste, terutama untuk sampah-sampah elektronik dan printhilan2nya.
ReplyDeleteSebenernya pas banget ya moment ramadhan ini untuk kampanye sampah. Soalnya kalau terhubung ke religius biasanya orang akan lebih manut. Setidaknya ya...
Suka sedih ya kalau lihat sampah makanan. Padahal sebetulnya masih layak makan. Tetapi, karena kitanya berlebihan akhirnya terbuang sia-sia :(
ReplyDeletepas banget di bulan Ramadan ini kita juga dilatih untuk hidup lebih sederhana dan menghindari mubadzir serta berlebih-lebihan sebagaimana yang Allah perintahkan ya mba.
ReplyDeleteah iya, aku juga paling sedih klo lihat sampah makanan.
ReplyDeletepadahal banyak orang orang yg kelaparan, eh kok ya ada orang yg buah buang makanan
Sampah yang dari sisa makanan makin ke sini memang makin menggila. Di bulan puasanya kita juga suka menimbun makanan, beli ini dan beli itu, tapi yang di makan hanya sedikit. Sisanya dibuang. Padahal, di luaran sana masih banyak yang membutuhkan makanan.
ReplyDeleteMulai sekarang, kita mesti bijak banget ya. Beli makanan secukupnya dan kita habiskan, jangan sampai ada yang jadi sampah. Selain sayang makanan dibuang, kita juga jadi merasa bersalah menyia-nyiakan makanan.
Iya jajan untuk buka puasa lebih banyak, otomatis sampah lebih banyak ya.. Semoga kita tidak berlebihan termasuk dalam belanja makanan
ReplyDeleteBener banget kadang konsep Zero waste ini perlu diterapkan gitu apalagi ketika bulan Ramadan ini supaya kita tidak memboros dalam makanan karena percuma juga kita beli makanan banyak-banyak tahunya nggak dimakan
ReplyDeleteTanpa disadari memang sampah makanan itu lebih banyak ya, makanya aku tuh kalau belanja bahan pangan menyesuaikan dengan porsi makan orang rumah biar gak mubazir juga.
ReplyDeleteBenar mbak Ramadan jangan berlebihan dalam urusan makanan, biasanya kalau belum berbuka serba mau, Makanya aku usahakan gak keluar rumah hihih misalnhya mau beli satu dua macam sedikit aja supaya gak mubazir.
ReplyDeleteMasak sendiri lebih hemat & terjamin kebersihannya lagi pula bisa mngatur ya untuk meminimalkan sampah juga
Idem mbak pertama emang kurangi beli yg gak penting,apalagi pas puasa gini kalau bisa kurangi beli banyakin bikin. Apalagi kalau bikin dewe tu lbh menghemat uang dan tentu aja ngurang2in dapat plastik kemasan.
ReplyDeleteJadi ingat kalau dapatnasi kotak, suka amaze sendiri sama sampah yang dihasilkan setelahnya.
ReplyDeleteKan setiap lauk dibungkusin plastik tuuh..huhuhu~
Aku juga kepingin niih...punya komposter.
Rasanya enak yaa.....hidup minim sampah.
Wah, keren banget yg udah dilakuin mba. Jujur sy msh blm konsisten dlm mengelola sampah nih. Terutama sampah organik. Seringnya kalo nasi kek kerak di magic gt lari gitu aja ke tempat sampah. Heu
ReplyDeleteBagus ini. Sepertinya saya bisa menerapkannya di rumah. Selain menghasilkan sampah yang sedikit, sampah yang ada bisa diolah lagi 😃
ReplyDeleteMakasih banyak mba mengingatkan dan sadar dengan diri sendiri harus bijak mengelola sampah di mulai dari rumah sendiri
ReplyDeleteSejak kenal dengan Food Preparation, masak makin lebih praktis. Karena semua sudah dipersiapkan. Aku juga bikin meal plan selama satu minggu mbk.. Jadi benar benar tertata mulai dari belanja sayur sampai jadi masakan
ReplyDeleteSemoga bulan Ramadan ini bisa membuat kita minim sampah yah, mulai dari sampah makanan dulu supaya gak kebuang2
ReplyDeleteSetuju, panduan makan Rasulullah itu sebaik-baiknya contoh... applicable dunia akhirat
ReplyDelete